Minggu, 23 Maret 2014

Nikmatnya BPK dan Arsik




Hallo semuanya,,, kali ini saya bakal ngebahas tentang suku gua nih.






Tambar Lihe Babi Panggang Karo

Tempatnya sih sederhana, dan hampir tersembunyi. Tapi makanannya cukup khas, bolehlah dikatakan cukup nikmat dibandingkan masakan khas daerah sumatera utara pada umumnya yang ada di Jakarta. Pada awalnya kami tidak sengaja menemukan restoran ini, persisnya di sudut lampu merah jalan Juanda depok dan Jalan Raya Bogor menuju Jalan Margonda Depok. Suasana tempatnya adem karena dikelilingi oleh kebun dan pepohonan rindang. Inilah salah satu kelebihan restoran ini, suasananya yang rindang semakin menambah kenikmatan kita saat makan ato nongkrong di tempat ini. Suasana yang mendukung mengingatkan kita suasana kampung dan kebun disekitar rumah. Parkiran juga lumayan luas buat para pengunjung.

Di sini ada dua macam tempat kita makan, ada yang didalam restoran dengan mengunakan meja dan kursi, ada juga dengan duduk bersila diatas tikar atau karpet di atas saung. Jadi klo kita pingin berbaring atau bermalas-malas santai kita juga bisa duduk di saung. Tempat ini juga cocok untuk tempat anak-anak bermain, karena pekarangan luas dan jauh dari jalan raya, anak-anak juga bisa bermain di alam dengan mengenal lingkungan dan kebun. Mengenai masakan tempat ini menjual berbagai macam jenis makanan, dengan ciri khas makanan Karo, ada Panggang Karo sebagai menu andalan, Sangsang Babi, ada juga Sangsang B1 (Anjing), Ada Arsik Ikan mas, arsik daging, terkadang ada ikan teri dan telor yang nikmat sekali. Satu hal yang menarik disini adalah harga makanan yang cukup murah.


Sebagai penilaian saya pribadi saya mencoba mereview beberapa makanan yang di sediakan.

1. Panggang Babi Karo

Menurut saya yang paling markotop di tempat ini adalah panggangnya, biasanya saat kita memesan ditempat ini baru mereka mulai membakar daging tersebut, jadi saat disajikan masih sangat dan nikmat, sambal karo pendukungnya juga cocok sekali dengan khas karonya, tapi saya lebih suka mencampurnya dengan asam dan cabai hijau yang digiling, sehingga lebih terasa segar. Harga perporsinya Rp 15.000m- saja, untuk yang memesan perkilo hanya Rp 50.000,- pertiap kilonya.

2. Sangsang ( Daging Cincang Babi)

Ada hal yang cukup berbeda dengan masakan sangsang pada restoran ini pada umumnya, ada cita rasa berbeda dibandingkan sangsang toba pada umumnya. Sangsang sisini lebih terasa lemak dan berminyak dan lebih terasa rasa kunyit dan agak pedas. Beda dengan sangsang toba yang terasa lebih nikmat dengan tambahan kelapa gonsenf dan andaliman. Perporsinya Rp. 15.000,-

3. Sangsang B1 (Daging Cincang Anjing)

Di restoran ini setiap hari menyediakan masakan daging anjing, saya seorang pengemar mnasakan ini dan sering saya memesan masakan ini menemani menu saya saat makan disini. Disini mereka mengolah dagingnya dengan cukup baik, dengan cirikas rempah yang melimpah sehingga mampu mengurangi aroma khas daging ini. Dagingnya mampu diolah jadi cukup empuk. Hal yang kurang dari masakan ini sama seperti sangsang sebelumnya. Cara pengolahan dan pembumbuannya masih mengarah ke masakan karo, sehingga masih kurang srek di lidah saya yang lebih memilih masakan toba. Untuk perporsinya sama sekitar Rp. 15.000,-

4. Arsik Ikan Mas

Masakan Arsik disini agak kering, bukan seperti masakan artis di restoran batak pada umumnya lebih berkuah. Menurut saya masakan ikan arsiknya masih jauh dari kata sempurna. Rasa rempah dan bumbu yang agak hambar. Jadi saya kurang saya rekomended. Untuk harganya saya kurang tahu. Untuk menemani makan saya rekomended Juice (jus) terong belanda, maupun Jus martabe. Terkadang saat kita kekenyakan akibat makanan berlemak sangat cocok minum minuman ini. Karena minuman ini terbukti mampu mengurangi rasa mual akibat lemak. Ini diakibatkan rasa asam yang berpadu dengan rasa manis yang cocok sekali di lidah.

Sumber tobatabo.com

Menikmati Ikan Mas Arsik masakan khas Batak

Selain sebagai destinasi wisata yang indah, Danau Toba juga dikenal sebagai salah satu tempat di mana para nelayan mencari ikan dengan, menjala dan mengail. Bicara soal ikan, di banyak tempat di Sumatera Utara, juga terdapat lokasi pengembangbiakkan ikan. Termasuk tentunya ikan mas arsik, yang terhitung penting dalam adat suku Batak. Menurut filosofi Batak, ikan mas arsik melambangkan kemurnian hidup dan panjang umur. Pemaknaan ini dapat dilihat dari habitat ikan mas arsik yang hidup di air tawar dan memiliki tubuh yang panjang. Ikan ini juga melambangkan kehidupan damai turun-temurun seperti halnya ikan mas arsik yang hidup bergerombol (marudur-udur).
Tak heran bila dalam hampir setiap jamuan makan Batak, selalu tersedia masakan dari bahan ikan, terutama ikan mas. Dalam upacara adat Batak misalnya, ikan mas arsik yang sudah matang  disajikan dalam bentuk memanjang seperti berenang. Jumlah ikan mas yang disajikan dalam setiap peristiwa adat berbeda-beda, satu ekor untuk untuk pasangan yang baru menikah, tiga ekor disajikan untuk pasangan yang baru memiliki anak, lima ekor disajikan untuk pasangan yang memiliki cucu, dan tujuh ekor disajikan untuk pemimpin masyarakat Batak.
Ikan mas arsik ini diolah dengan tidak menggunakan minyak goreng. Bumbu tidak ditumis tetapi hanya direbus saja. Bumbu masak yang digunakan pun terutama yang berasal dari pegunungan Toba Samosir dan Tapanuli Utara, Sumatera utara. Bumbu dan rempah yang digunakan antara lain, jeruk nipis, sere, bawang, daun singkong atau kacang panjang untuk uram-uramnya, asam gelugur, bunga rias (kecombrang), cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan bawang putih, andaliman, kemiri, jahe, lengkuas, kunyit, daun salam, daun jeruk, dan garam. Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC), yang sesuai namanya diambil dari kata "Andalas" atau sebutan untuk Pulau Sumatera di masa lalu, memiliki khasiat sebagai antimikroba dan antioksidan. Ekstrak buah andaliman juga memiliki banyak vitamin C dan E yang berguna untuk memperkuat daya tahan tubuh.
Menurut informasi, menyiapkan menu ikan mas arsik tidak terlalu sulit. Dan yang pasti, menu khas Batak sangat nikmat disantap. Hal itu sudah terbukti dari banyak komentar mereka yang pernah menikmatinya, bukan saja dari kalangan Batak, tetapi juga dari warga yang bukan berasal dari suku Batak. Bahkan tak sedikit warga asing yang juga menyukainya.

Sumber festivaldanautoba.com















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar