Jumat, 06 Juni 2014

Cerpen Putri Duyung dan Cerpen Lalat ( 6 Juni 2014 )


Putri Duyung nyata ??

Putri Duyung pandai Menyanyi

Zaman dahulu kala, ada mitos tentang putri duyung. Makhluk ini memiliki tubuh yang aneh. Bagian atas seperti manusia dan bagian bawah seperti ikan. Makhluk-makhluk ini adalah penghuni kerajaan dasar laut. Para putri duyung pandai menyanyi dan memainkan alat musik. Suara merdu mereka akan membius para pelaut. Para pelaut itu pun akan dibaawa ke kerajaan laut dan menjadi tawanan selamanya. Selama bertahun-tahun, ada kepercayaan di kalangan pelaut bahwa berjumpa dengan putri duyung merupakan petanda buruk. Mereka akan mati tenggelam!
Mitos tentang putri duyung ini ada hampir di semua belahan dunia. Di Yunani, India, Babilonia, Afrika, Polandia, Rusia, dan banyak lagi.

Putri Duyung Baik Hati 

Kisah tentang putri duyung yang tak jelas keberadaanya malah mengilhami banyak seniman. Para pelukis menggambar putri duyung sebagai sosok perempuan cantik berambut panjang dengan bagian bawah seperti ikan. Indah sekali.
Para pengarang juga membuat cerita tentang putri duyung. Putri duyung rekaan para pengarang kebanyakan baik hati. Misalnya, Little Mermaid karangan Hans Christian Andersen atau Putri Ariel yang kisahnya diterbitkan Walt Disney.
Putri-putri duyung versi dongeng, tidaklah pertanda buruk bagi pelaut. Sebaliknya, mereka disukai anak-anak di seluruh dunia. Bahkan sebuah patung Little Mermaid dibangun di Kopenhagen, Demark.



Sebenernya Ada atau Tidak, Sih?

Christoper Colombus, petualang ulung yang menemukan benua Amerika menulis dalam catatan perjalanan mengarungi lautan. Dalam catatan tanggal 4 Januari 1493, Pak Columbus menulis, ia melihat tiga ekor putri duyung. Saat itu ia sedang berlayar di dekat Haiti. Putri Duyung itu tidak cantik seperti dongeng. Namun, mereka memiliki wajah seperti manusia.
Apakah Pak Columbus berbohong? Atau, mungkin ia salah lihat? Entahlah. Yang jelas, seorang pelaut Inggris bernama Henry Hudson juga melihat putri duyung. Saat itu tanggal 15 Juni 1608. Ia sedang berlayar dekat Nova Zembla, Rusia. Putri Duyung itu menoleh ketika mendengar Pak Hudson. Lalu Putri Duyung itu menghilang ditelan ombak.
Tahun 1615, Kapten Kapal Inggris bernama John Smith melihat putri duyung berenang di dekat kapalnya. Tadinya, ia berpikir makhluk itu seorang perempuan. Habis, badan bagian atasnya seperti manusia, sih.
Tahun 1811, petani Skotlandia bernama M'Issac melihat putri duyung sedang menyisir rambut. Saat itu, putri duyung sedang duduk di jurang karang dekat tempat tinggal M'Issac.
Pada tahun 1830 malah ada seekor putri duyung yang mati di pantai Pulau Benbekula di Lautan Atlantik. Pendudukpun menamakannya putri duyung itu.

Jadi, putri duyung ini ada atau tidak? Hmm... namanya saja misteri. Sampai sekarang tidak ada yang bisa membawa bukti nyata. Semua bukti hanya berupa catatan tertulis!


Sumber : denisaremania.blogspot.com


Penyebab Lalat sulit dipukul


“Sekarang saya punya jawabannya,” ujar Dickinson yang melakukan penelitian bersama Esther M dan Abe M Zarem. Ia menemukan rahasia tersebut setelah merekam manuver sejumlah lalat yang terancam pukulan menggunakan kamera digital yang dapat merekam dengan kecepatan dan resolusi tinggi.

Mereka menemukan bahwa lalat dapat mengenali ancaman berdasarkan lokasi. Otanya akan menghitung seberapa jauh ancaman terhadapnya sebelum memutuskan untuk mengepakkan sayap dan kabur.

Setelah memprediksi arah ancaman, kakinya bertumpu untuk terbang ke arah yang berlawanan. Semua persiapan meloloskan diri dapat dilakukannya dengan sangat cepat, hanya 100 milidetik setelah ia mendeteksi adanya bahaya.

“Ini menunjukkan begitu cepatnya otak lalat memproses informasi sensorik menjadi respons gerakan yang sesuai,” ujar Dickinson. Bahkan, lalat mengatur postur tubuhnya sesuai besar ancaman.

Artinya, lalat telah mengintegrasikan dengan baik antara informasi visual dari mata dan informasi metasensorik di kakinya. Temuan ini memberikan petunjuk mengenai sistem saraf lalat dan menunjukkan bahwa di otaknya terdapat sistem pemetaan posisi ancaman.
“Ini sebuah transformasi rangsangan menjadi gerakan yang sedikit kompleks dan penelitian berikutnya mencari bagian otak yang mengaturnya,” ujarnya.

Dari sistem tersebut, Dickinson juga dapat menyarankan cara paling efektif memukul lalat. Menurutnya, waktu terbaik memukul lalat bukan saat posisinya siap terbang sehingga waktu yang dibutuhkannya untuk mengantisipasi ancaman tersebut relatif lebih lama. Tentu tak mudah melakukan gerakan akurat kurang dari 100 milidetik.

 
Sumber : denisaremania.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar